Sabtu, 18 April 2015

PERSPEKTIF LIBERALIS DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL



Liberalisme adalah paradigma didasarkan pada harapan bahwa penerapan nalar dan etika universal terhadap hubungan internasional dapat menyebabkan lebih tertib, dunia yang adil, dan koperasi, dan bahwa anarki internasional (kurangnya pemerintahan hirarki atau dunia) dan perang dapat diawasi oleh reformasi kelembagaan yang memberdayakan organisasi-organisasi internasional dan hukum. Tidak ada deskripsi kanonik liberalisme. kita cenderung untuk memanggil liberal menyerupai potret keluarga prinsip dan lembaga, dikenali oleh karakteristik tertentu, misalnya, kebebasan individu, properti partisipasi.privasi politik, dan kesetaraan kesempatan, bahwa sebagian besar saham adalah negara liberal, meskipun tidak dimiliki mereka semua1. Untuk kaum liberal, asumsi utama adalah bahwa perdamaian dan kerjasama antar negara dapat menghasilkan keuntungan mutlak untuk semua. Selama negara Anda adalah lebih baik sebagai hasil dari bekerja sama dengan orang lain, keuntungan dari orang lain seharusnya tidak masalah ... realis hanya peduli dengan keuntungan relatif (mengapa perdagangan intl. Bukanlah akhir semua akan semua untuk realis klasik. jika Anda akan memberdayakan saingan)  tidak ada deskripsi kanonik liberalisme. kita cenderung untuk memanggil liberal menyerupai potret keluarga prinsip dan lembaga, dikenali oleh karakteristik tertentu, misalnya, kebebasan individu, properti participation.private politik, dan kesetaraan kesempatan, bahwa sebagian besar saham negara liberal, meskipun tidak memiliki mereka semua
Seperti dalam konflik Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet pada tahun 1947-1991, AS bersifat liberalis karena AS ingin menyelesaikan masalahnya dengan Uni Soviet dengan cara bekerja sama dibidang politik dan tidak anarki untuk mengambil suatu kekuasaan
Dengan latar belakang yang saya jelaskan diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang menjadi bagian penting dalam makalah ini, yaitu bagaimana pandangan perspektif liberalis hubungan internasional dan mengapa konflik Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang liberalismedan masalah yang terjadi pada Amerika Serikat dengan Uni Soviet
 

PEMBAHASAN
 Dalam mempelajari Ilmu Hubungan Internasional secara epistemologis, kita perlu mulai dengan menggambarkan bagaimana ilmu ini berkembang. Perspektif liberalis dalam hubungan internasional membentuk  hak dasar dari versi ideal liberalisme.Liberalisme dari kebebasan untuk otoritas yang sewenang-wenang, sering disebut kebebasan negatif yang meliputi kebebasan hati nurani, pers yang bebas dan kebebasan berbicara, kesetaraan di bawah hukum dan hak untuk menahan, dan oleh karena itu untuk bertukar, properti tanpa rasa takut atau sewenang-wenang. liberalisme juga menyerukan hak-hak yang diperlukan untuk melindungi dan mempromosikan kapasitas dan kesempatan dalam pendidikan dan hak-hak ekonomi seperti perawatan kesehatan dan pekerjaan, yang diperlukan untuk efektif ekspresi diri dan partisipasi dengan demikian antara hak liberal. Definisi dan Deskripsi Teori Liberal,2
1. Ray dan Kaarbø mendefinisikan intl. liberalisme sebagai "perspektif theorectical menekankan saling ketergantungan antara negara-negara dan aktor substate sebagai karakteristik kunci dari sistem intl.."
 2. Liberalisme, atau apa yang banyak juga menyebut teori idealisme / idealis, dapat ditelusuri kembali ke Kant "Menuju Perpetual Perdamaian" meskipun baru-baru ini, dalam periode b / n Perang Dunia I dan Perang Dunia II, penantang intelektual utama paradigma realis adalah idealisme. Idealis mempertanyakan banyak prinsip dasar realisme dan menyarankan bahwa akan ada kemungkinan untuk mengubah dunia kekuasaan mencari dan perang menjadi satu di mana perdamaian dan kerjasama antar negara mungkin menang ...
3. Idealisme, berbeda dengan realisme, menunjukkan perspektif bermaksud baik tapi utopis yang realis percaya adalah tidak berhubungan dengan bagaimana dunia nyata benar-benar bekerja ... itulah sebabnya idealisme kata ditangguhkan untuk liberalisme dunia, yang tak bisa 't berlapis ter sebagai kabur menuju dan keluar dari sentuhan ...
 4. Tidak seperti realis, liberal percaya bahwa kerjasama global yang signifikan adalah mungkin dan bahwa kita dapat bergerak melampaui politik kekuasaan di jantung paradigma realis.
5. Untuk kaum liberal, asumsi utama adalah bahwa perdamaian dan kerjasama antar negara dapat menghasilkan keuntungan mutlak untuk semua. Selama negara Anda adalah lebih baik sebagai hasil dari bekerja sama dengan orang lain, keuntungan dari orang lain seharusnya tidak masalah ... realis hanya peduli dengan keuntungan
6. sementara Kant mengemukakan bahwa keadaan alami manusia adalah salah satu dari perang dan konflik ia juga penting menyarankan keadaan damai dapat dibentuk. Ia berpendapat bahwa perdamaian abadi dapat dibentuk, melalui penciptaan "federasi negara bebas" longgar yang anggotanya berkomitmen untuk menjaga intl. ketertiban dan keamanan,  "semangat perdagangan" yang dalam pandangan Kant adalah "tidak sesuai dengan perang" dan yang "cepat atau lambat keuntungan di atas angin di setiap negara", dan penciptaan pemerintah republik di mana kekuasaan eksekutif diperiksa oleh legislatif independen
7. Liberal berpendapat bahwa penjelasan realis anarki dan self-help salah  mereka kehilangan sifat real politik dunia di dunia modern: saling ketergantungan kompleks, yang telah menjadi "fitur dominan dari politik global
a. Kompleks saling ketergantungan berarti bahwa ada beberapa saluran antara berbagai aktor dalam  politik
internasional
b. Dimana realis melihat negara sebagai satu-satunya aktor penting, kaum liberal melihat sebuah dunia di mana ada berbagai aktor non-negara (seperti perusahaan multi-nasional, organisasi antar pemerintah, dan organisasi pemerintah), berbagi panggung dunia dengan negara-negara.
c. Mereka juga berpendapat bahwa beberapa isu, bukan hanya keamanan militer, sangat penting untuk agenda global ...
Liberalisme modern didasarkan pada set berikut asumsi:  Sifat manusia pada dasarnya adalah "baik"  Keprihatinan manusia yang mendasar bagi kesejahteraan orang lain membuat kemajuan mungkin perilaku manusia berdosa atau jahat seperti kekerasan bukanlah produk dari orang-orang cacat tapi lembaga jahat. Perang dan anarki internasional tidak bisa dihindari. Perang adalah masalah global yang memerlukan kolektif ketimbang upaya nasional untuk mengendalikannya.
Reformasi harus terinspirasi oleh keprihatinan etika welas asih untuk kesejahteraan dan keamanan semua orang.Masyarakat internasional harus menata diri agar dapat menghilangkan lembaga yang berperang. Satu strategi untuk membangun soladaritas melalui keterbukaan ekonomi dan dari bentuk peetahanan politik.
 Dari pengertian liberalis diatas, sebagai contoh Negara yang bersifat liberalis yaitu Amerika Serikat dalam konfliknya dengan Uni Soviet pada tahun 1947-1991. Yang berawal dari Perang Dingin. Istilah “Perang Dingin” muncul pada tahun 1947 yang diperkenalkan oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat, sebagai interpretasi dari hubungan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Seperti yang kita ketahui Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah Periode dimana terjadi berbagai konflik. Tatanan dunia yang tercipta pada tahun 1940-an masih melingkupi kita, dan masih banyak hal yang semakin kuat. Tantangan kebijakan luar negeri Amerika bukanlah membayangkan dan membangun tatatanan dunia baru melainkan mendapatkan kembali dan memperbaharui yang lama, tatanan inocatif fan tahan lama yang sangat berhasil dan tidak perlu di gembar-gemborkan.  Tatanan demokrasi liberal pasca perang dirancang untuk menyelesaikan berbagai persoalan internal kapitalisme industry barat. Amerika tidak dimaksudkan untuk melawan komunisme Soviet, dan bukan semata-mata merupakan suatu rencana untuk mendapatkan kembali bisnis dengan membuka dunia berinvestasi. Tatanan ini merupakan solidaritasan.
Ketegangan dan kompetisi antara Amerika Serikat sebagai Blok Barat dan Uni Sovyet sebagai Blok timur pada 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, yaitu koalisi militer, ideologi, psikologi, industri, perkembangan teknologi, pertahanan, perlombaan Nuklir, persenjataan dan masih banyak lagi. Yang ditakutkan dari peperangan ini adalah akan berakhir dengan perang Nuklir meskipun pada akhirnya hal tersebut tidak terjadi.

Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet serta sekutu-sekutu mereka berawal dari masalah pada masa penyelesaian perang Dunia II. Dalam Perang Dunia II, keduanya mempunyai hubungan yang dapat dibilang harmonis sebagai satu sekutu dan memenangkan perang atas Jerman, Italia dan Jepang. Kemenagan tersebut ternyata tidak diikuti dengan perdamaian sejati, persekutuan keduanya akhirnya dinodai dengan perbedaan ideologi yang sangat Kontras antara Kapitalis-Liberalis dan Komunis. Keduanya malah berseteru setelah berhasil melawan Jerman, Italia dan Jepang. Konfrensi antara Stalin (Uni Sovyet), Roosevelt (AS) dan Churchill (inggris) yang dikenal dengan Konfrensi Teheran pada November 1943, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap peristiwa-peristiwa selanjutnya. Dalam konfrensi tersebut, mereka menyatakan untuk menghancurkan Jerman dan mencari strategi militer terbaik. Pada konfrensi Pasca Perang di Postdam Juli 1945, perbedaan yang terpendam cukup lama tentang Eropa Timur, akhirnya muncul kembali. Presiden USA, Harry S Truman, dia mempunyai kebijakan yang berbeda dari pada pendahulunya, ia menginginkan diadakannya pemilu yang bebas dikawasan Eropa Timur. Keinginan tersebut langsung ditentang oleh Stalin, karena Stalin beranggapan bahwa jika hal tersebut diterpkan maka Eropa Timur akan membentuk pemerintahan yang anti Sovyet maka dari itu Stalin tidak mengijinkanya.
Perbedaan pandangan antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat dalam konfrensi Postdam tersebut dapat dibilang sebagai embrio dari Perang Dingin. Masyarakat Amerika Serikat yang berada dalam pengaruh Perang Suci terhadap Hitler dan pandangan Politik Amerik yang mendapat pengaruh dari jutaan Pemilih dari Eropa Timur, ingin pemilu yang bebas dinegara yang telah diduduki oleh Uni Sovyet. Dilain pihak Stalin yang merasakan kehancuran negrinya akibat serangan pasukan Nazi menginginkan keamanan militer yang total dari Jerman dan Eropa Timur. Stalin percaya bahwa negara Komunis mampu menjadi kawan bagi Uni Sovyet maka dari itu jika pemilu bebas diadakan maka akan menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan Uni Sovyet. Tragedi tersebut menyakinkan para intelektual pada kurun waktu itu bahwa upaya pencegahan harus digalakkan.
Reaksi Amerika Serikat ternyata berlebihan, hal ini mulai nampak pada Mei 1945, sebelum diselenggarakanya konfrensi Postdam, Truman mengusulkan bahwa semua bantuan kke Uni Sovyet harus dihentikan. Pada Oktober Truman menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui sebuah pemerintahan jika pemerintahan tersebut didirikan secara paksa dan mengabaikan aspirasi politik rakyatnya. Maret 1946, mantan PM Inggris, Churchill juga menyatakan pada rakyat Amerika bahwa “Tirai Besi” telah digelar diseluruh daratan Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa dalam dua kubu yang berlawanan. Sikap saling mencela ini akhirnya menjadi bagian dari kehidupan politik Amerika, Amerika sendiri merespon hal tersebut dengan melakukan mobilisasi di berbagai bidang. Hal ini semakin memanas saat agen-agen rahasia Sstalin menyatakan “ perjuangan ideologi melawan imperialisme Kapitalis”. Partai Komunis Besar dengan agresif mnentang pemerintahan mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni Sovyet juga melakukan tekanan pada Iran dan Turki yang pro dengan Amerika. Perang Sipil yang didukung oleh Amerika Serikat juga terjadi di Yunani dan Cina.4
            Untuk menaggapi Uni Sovyet, Amerika Serikat melakukan politik Containing atau pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentr Merah melalui Doktrin Truman. Truman meminta Amerika Serikat untuk mengirim bantuan militer ke Yunani dan Turki, agar negara-negara barat tidak jatuh ke tangan komunis, Amerika juga menawarkan bantuan melalui Marshall Plan. Marshall Plan akhirnya mendapat penolakan dari Stalin, sebagai reaksi dari itu Stalin membentuk sistem Pemerintahan Sovyet, satu partai diktator komunis. Pendudukan Cekoslovakia pada Februari 1948, merupakan jawaban Uni Sovyet atas Amerika Serikat. Pendudukan tersebut menimbulkan kecemasan terhadap berkembangnya komunisme di Eropa yang dimulai dari Eropa Timur dan Jerman. Ketika Stalin memblokade semua lalu lintas dari zone pendudukan barat di Jerman ke Berlin Barat, sekutu meresponya dengan melakukan “Jembatan Udara”, yang terbang ke Brlin Barat selama 324 hari yang mengangkut bahan makanan ke Berlin sebagai bentuk dari politik Containing.
Pada 4 April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa untuk menandatangani pakta pertahanan yang dikenal dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Segera setelah itu pada 1955, Uni Sovyet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur dalam Pakta Warsawa. Seandainya NATO hanyalah aliansi penyeimbang, organisasi ini pasti sudah tak berfungsi. Fungsi NATO yang lebih luaslah yang mengikat bersama Negara-negara demokrasi dan memperkuat komunitas politik
Hal ini lah yang menjelaskan ketahanannya yang mengaggumkan. Sifat demokrasi Amerika Serikat dan mitranya mempermudah dibentuknya hubungan antar Negara.  Sifat terbuka dan terdesentralisasi dari lembaga-lembaga domestic mendorong hubungan timbal-balik politik diseluruh dunia. Dengan demikian, tatanan demokrasi liberal tidak hanya didefinisikan oleh seperangkat lembaga dan perjanjian, tapi memang dibuat untuk jenis perpolitikan tertentu seperti, transnasional, pluralistic timbal-balik, dan sah.5
Selama perang dingin, debat tentang pertahanan antipeluru kendali berkisar pada apakah hal ini layak secara teknologi atau efektif secara biaya, serta apakah hal ini mengancam Uni Soviet dan menyulut perlombaan senjata tanpa henti antara senjata ofensif dan defensive. Seseorang tak perlu berkeras mengajukan inisiatif pertahanan strategis untuk melihat bahwa relevansinya terhadap ancaman SPM sangat kecil.
Pada tahap-tahap akhir perang dingin sulit untuk membuat orang tertarik dengan pertahanan sipil untuk menghadapi serangan habis-habisan Uni Soviet yang bias meledakkan ribuan senjata nuklir berkekuatan tinggi dipusat-pusat populasi Amerika Serikat. Bagi banyak orang, nyawa yang berhasil diselamatkan tampaknya kurang penting dibandingkan jutaan orang mungkin akan kehilangan nyawa. Namun, nilai pertahanan sipil akan lebih mudah terlihat dalam konteks serangan yang lebih terbatas, seperti serangan senjata ringan yang berdampak kecil. Negara yang terkena serangan ringan malah bisa meningkatkan perlingungan atau pemulihan dari dampak senjata biologi, nuklir, atau kimia. Misalnya dengan menyimpan atau membagikan masker pelindungan dan pemulihan, peralatan dan latihan untuk membagikan masker pelindung, peralatan dan latihan untuk dekonyaminasi, program untuk vaksinasi missal dan perawatan darurat dengan antibiotic, perencanaan yang lebih dalam dan lebih luas mengenai prosedur reaksi darurat, dan pendidikan public mengenai tindakan mencari perlindungan secepat mungkin dan tindakan darurat untuk mengurangi kerentanan setiap orang.


KESIMPULAN
liberalisme berpendapat bahwa sifat manusia pada dasarnya adalah baik dan bahwa kebaikan bawaan membuat kemajuan sosial mungkin. perilaku manusia yang jahat atau tidak dapat diterima, seperti perang, adalah, menurut liberal, produk dari lembaga-lembaga sosial yang tidak memadai atau rusak dan kesalahpahaman di antara para pemimpin. Liberalisme dari kebebasan untuk otoritas yang sewenang-wenang, sering disebut kebebasan negatif yang meliputi kebebasan hati nurani, pers yang bebas dan kebebasan berbicara, kesetaraan di bawah hukum dan hak untuk menahan, dan oleh karena itu untuk bertukar, properti tanpa rasa takut atau sewenang-wenang. liberalisme juga menyerukan hak-hak yang diperlukan untuk melindungi dan mempromosikan kapasitas dan kesempatan dalam pendidikan dan hak-hak ekonomi seperti perawatan kesehatan dan pekerjaan, yang diperlukan untuk efektif ekspresi diri dan partisipasi dengan demikian antara hak liberal
Perspektif liberalis dalam hubungan internasional yaitu mendorong negara yang berlatih menuju perdamaian dengan beberapa negara. liberalisme melakukan tugasnya melalui ideologi liberal memegang dan lembaga pemerintahan yang mereka dirikan
Konflik Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi karena adanya  persaingan. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang, yaitu koalisi militer, ideologi, psikologi, industri, perkembangan teknologi, pertahanan, perlombaan Nuklir, persenjataan dan masih banyak lagi. Namun Amerika Serikat ingin menyelesaikan konflik tersebut dengan cara damai dan bekerjasama dibidang ekonomi dan politik. Meskipun Amerika bersifat liberalis, namun tidak dengan Uni Soviet. Uni Soviet malah bertindak realis yaitu ingin menyelesaikan konflik tersebut dengan cara peperangan.







9
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Francis Fukuyama, George W. Bush, 2001. Amerika dan Dunia, Jakarta. Yayasan Obor Indonesia
Owen IV M.John, 1997. Liberal Peace Liberal War (American Politics and International Security) , London, Cornell University Press.
Masoed Mohtar, 1990. Ilmu Hubungan Internasional, Jakarta, LP3ES.
W. Michael Doyle, 1997. Ways of War and Peace ( Realism, Liberalism, and Socialism), New York, W.W. Norton & Company ..

INTERNET

http://.gavilan.edu











`10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar