Liberalisme adalah
paradigma didasarkan pada harapan bahwa
penerapan nalar dan etika universal terhadap hubungan internasional dapat menyebabkan
lebih tertib, dunia yang adil, dan koperasi, dan bahwa
anarki internasional (kurangnya pemerintahan hirarki atau
dunia) dan perang dapat diawasi oleh reformasi kelembagaan yang memberdayakan
organisasi-organisasi internasional dan
hukum. Tidak ada deskripsi kanonik
liberalisme. kita cenderung untuk memanggil liberal menyerupai potret
keluarga prinsip dan lembaga,
dikenali oleh karakteristik
tertentu, misalnya, kebebasan
individu, properti partisipasi.privasi politik, dan kesetaraan kesempatan,
bahwa sebagian besar saham adalah negara liberal, meskipun tidak dimiliki mereka
semua1. Untuk kaum liberal,
asumsi utama adalah bahwa perdamaian dan kerjasama antar negara dapat menghasilkan keuntungan mutlak untuk
semua. Selama negara Anda adalah lebih baik sebagai
hasil dari bekerja sama dengan
orang lain, keuntungan dari
orang lain seharusnya tidak masalah
... realis hanya
peduli dengan keuntungan relatif
(mengapa perdagangan intl.
Bukanlah akhir semua akan semua untuk realis klasik.
jika Anda akan
memberdayakan saingan) tidak ada deskripsi kanonik
liberalisme. kita cenderung untuk memanggil liberal menyerupai potret
keluarga prinsip dan lembaga,
dikenali oleh karakteristik
tertentu, misalnya, kebebasan
individu, properti participation.private
politik, dan kesetaraan
kesempatan, bahwa sebagian besar saham
negara liberal, meskipun tidak memiliki
mereka semua
Seperti dalam konflik
Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet pada tahun 1947-1991, AS bersifat
liberalis karena AS ingin menyelesaikan masalahnya dengan Uni Soviet dengan
cara bekerja sama dibidang politik dan tidak anarki untuk mengambil suatu
kekuasaan
Dengan latar belakang yang
saya jelaskan diatas, dapat dirumuskan masalah-masalah yang menjadi bagian
penting dalam makalah ini, yaitu bagaimana pandangan perspektif liberalis
hubungan internasional dan mengapa konflik Amerika Serikat dengan Uni Soviet
terjadi. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang liberalismedan masalah
yang terjadi pada Amerika Serikat dengan Uni Soviet
PEMBAHASAN
Dalam mempelajari Ilmu Hubungan Internasional
secara epistemologis, kita perlu mulai dengan menggambarkan bagaimana ilmu ini
berkembang. Perspektif liberalis dalam hubungan internasional
membentuk hak dasar dari
versi ideal liberalisme.Liberalisme
dari kebebasan untuk otoritas yang sewenang-wenang, sering disebut kebebasan
negatif yang meliputi kebebasan hati nurani, pers yang bebas dan kebebasan
berbicara, kesetaraan di bawah hukum dan hak untuk menahan, dan oleh karena itu
untuk bertukar, properti tanpa rasa takut atau sewenang-wenang. liberalisme
juga menyerukan hak-hak yang diperlukan untuk melindungi dan mempromosikan
kapasitas dan kesempatan dalam pendidikan dan hak-hak ekonomi seperti perawatan
kesehatan dan pekerjaan, yang diperlukan untuk efektif ekspresi diri dan
partisipasi dengan demikian antara hak liberal. Definisi dan Deskripsi
Teori Liberal,2
1. Ray dan Kaarbø mendefinisikan
intl. liberalisme sebagai "perspektif theorectical menekankan saling ketergantungan antara negara-negara
dan aktor substate sebagai karakteristik kunci
dari sistem intl.."
2. Liberalisme, atau apa yang banyak juga
menyebut teori idealisme
/ idealis, dapat
ditelusuri kembali ke Kant
"Menuju Perpetual Perdamaian" meskipun baru-baru ini, dalam periode b / n Perang Dunia I dan Perang Dunia II, penantang intelektual utama
paradigma realis adalah
idealisme. Idealis mempertanyakan banyak prinsip
dasar realisme dan menyarankan
bahwa akan ada kemungkinan untuk
mengubah dunia kekuasaan mencari dan perang menjadi
satu di mana perdamaian dan
kerjasama antar negara mungkin menang ...
3. Idealisme,
berbeda dengan realisme, menunjukkan
perspektif bermaksud baik tapi utopis yang
realis percaya adalah tidak berhubungan dengan bagaimana dunia nyata benar-benar bekerja ... itulah sebabnya idealisme kata ditangguhkan untuk
liberalisme dunia, yang tak bisa 't
berlapis ter sebagai kabur menuju dan
keluar dari sentuhan ...
4. Tidak
seperti realis, liberal percaya bahwa kerjasama global yang signifikan
adalah mungkin dan bahwa kita dapat
bergerak melampaui politik kekuasaan
di jantung paradigma realis.
5. Untuk
kaum liberal, asumsi utama adalah bahwa perdamaian dan kerjasama antar negara dapat
menghasilkan keuntungan mutlak
untuk semua. Selama negara Anda adalah lebih
baik sebagai hasil dari bekerja
sama dengan orang lain, keuntungan
dari orang lain seharusnya
tidak masalah ... realis hanya peduli dengan keuntungan
6. sementara Kant
mengemukakan bahwa keadaan alami manusia
adalah salah satu dari perang dan konflik ia juga penting menyarankan keadaan
damai dapat dibentuk. Ia berpendapat bahwa perdamaian
abadi dapat dibentuk, melalui penciptaan "federasi negara bebas" longgar yang
anggotanya berkomitmen untuk menjaga intl. ketertiban dan keamanan, "semangat perdagangan" yang dalam pandangan Kant adalah "tidak
sesuai dengan perang" dan yang "cepat atau lambat keuntungan di atas angin di setiap negara",
dan penciptaan pemerintah
republik di mana
kekuasaan eksekutif diperiksa oleh legislatif independen
7. Liberal berpendapat bahwa penjelasan realis anarki
dan self-help salah mereka kehilangan sifat real politik
dunia di dunia modern: saling ketergantungan kompleks, yang telah menjadi "fitur dominan dari politik
global
a. Kompleks saling ketergantungan berarti bahwa ada beberapa saluran antara berbagai aktor dalam politik internasional
a. Kompleks saling ketergantungan berarti bahwa ada beberapa saluran antara berbagai aktor dalam politik internasional
b.
Dimana realis melihat negara sebagai satu-satunya aktor penting, kaum liberal
melihat sebuah dunia di mana ada berbagai aktor non-negara (seperti perusahaan
multi-nasional, organisasi antar pemerintah, dan organisasi pemerintah),
berbagi panggung dunia dengan negara-negara.
c.
Mereka juga berpendapat bahwa beberapa isu, bukan hanya keamanan militer,
sangat penting
untuk agenda global ...
Liberalisme
modern didasarkan pada set berikut asumsi: Sifat
manusia pada dasarnya adalah "baik"
Keprihatinan manusia yang mendasar bagi kesejahteraan orang lain membuat
kemajuan mungkin perilaku
manusia berdosa atau jahat seperti kekerasan bukanlah produk dari orang-orang
cacat tapi lembaga jahat. Perang
dan anarki internasional tidak bisa dihindari. Perang adalah masalah global yang
memerlukan kolektif ketimbang upaya nasional untuk mengendalikannya.
Reformasi
harus terinspirasi oleh keprihatinan etika welas asih untuk kesejahteraan dan
keamanan semua orang.Masyarakat
internasional harus menata diri agar dapat menghilangkan lembaga yang berperang. Satu strategi untuk membangun soladaritas melalui keterbukaan
ekonomi dan dari bentuk peetahanan politik.
Dari
pengertian liberalis diatas, sebagai contoh Negara yang bersifat liberalis
yaitu Amerika Serikat dalam konfliknya dengan Uni Soviet pada tahun 1947-1991. Yang berawal dari Perang Dingin. Istilah
“Perang Dingin” muncul pada tahun 1947 yang diperkenalkan oleh Bernard Baruch
dan Walter Lippman dari Amerika Serikat, sebagai interpretasi dari hubungan
yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Seperti yang kita ketahui
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah Periode dimana terjadi berbagai
konflik. Tatanan dunia yang tercipta pada
tahun 1940-an masih
melingkupi kita, dan masih banyak hal yang semakin kuat. Tantangan kebijakan
luar negeri Amerika bukanlah membayangkan dan membangun tatatanan dunia baru
melainkan mendapatkan kembali dan memperbaharui yang lama, tatanan inocatif fan
tahan lama yang sangat berhasil dan tidak perlu di gembar-gemborkan. Tatanan
demokrasi liberal pasca perang dirancang untuk menyelesaikan berbagai persoalan
internal kapitalisme industry barat. Amerika tidak dimaksudkan untuk melawan
komunisme Soviet, dan bukan semata-mata merupakan suatu rencana untuk
mendapatkan kembali bisnis dengan membuka dunia berinvestasi. Tatanan ini
merupakan solidaritasan.
Ketegangan dan kompetisi antara
Amerika Serikat sebagai Blok Barat dan Uni Sovyet sebagai Blok timur pada 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di
berbagai bidang, yaitu koalisi militer, ideologi, psikologi, industri,
perkembangan teknologi, pertahanan, perlombaan Nuklir, persenjataan dan masih
banyak lagi. Yang ditakutkan dari peperangan ini adalah akan berakhir dengan
perang Nuklir meskipun pada akhirnya hal tersebut tidak terjadi.
Perang
Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet serta sekutu-sekutu mereka berawal
dari masalah pada masa penyelesaian perang Dunia II. Dalam Perang Dunia II,
keduanya mempunyai hubungan yang dapat dibilang harmonis sebagai satu sekutu
dan memenangkan perang atas Jerman, Italia dan Jepang. Kemenagan tersebut
ternyata tidak diikuti dengan perdamaian sejati, persekutuan keduanya akhirnya
dinodai dengan perbedaan ideologi yang sangat Kontras antara
Kapitalis-Liberalis dan Komunis. Keduanya malah berseteru setelah berhasil
melawan Jerman, Italia dan Jepang. Konfrensi antara Stalin (Uni Sovyet),
Roosevelt (AS) dan Churchill (inggris) yang dikenal dengan Konfrensi Teheran
pada November 1943, merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
peristiwa-peristiwa selanjutnya. Dalam konfrensi tersebut, mereka menyatakan
untuk menghancurkan Jerman dan mencari strategi militer terbaik. Pada konfrensi Pasca Perang di
Postdam Juli 1945, perbedaan yang terpendam cukup lama tentang Eropa Timur,
akhirnya muncul kembali. Presiden USA, Harry S Truman, dia mempunyai kebijakan
yang berbeda dari pada pendahulunya, ia menginginkan diadakannya pemilu yang
bebas dikawasan Eropa Timur. Keinginan tersebut langsung ditentang oleh Stalin,
karena Stalin beranggapan bahwa jika hal tersebut diterpkan maka Eropa Timur
akan membentuk pemerintahan yang anti Sovyet maka dari itu Stalin tidak
mengijinkanya.
Perbedaan pandangan antara Uni
Sovyet dan Amerika Serikat dalam konfrensi Postdam tersebut dapat dibilang
sebagai embrio dari Perang Dingin. Masyarakat Amerika Serikat yang berada dalam
pengaruh Perang Suci terhadap Hitler dan pandangan Politik Amerik yang mendapat
pengaruh dari jutaan Pemilih dari Eropa Timur, ingin pemilu yang bebas dinegara
yang telah diduduki oleh Uni Sovyet. Dilain pihak Stalin yang merasakan
kehancuran negrinya akibat serangan pasukan Nazi menginginkan keamanan militer
yang total dari Jerman dan Eropa Timur. Stalin percaya bahwa negara Komunis
mampu menjadi kawan bagi Uni Sovyet maka dari itu jika pemilu bebas diadakan
maka akan menghasilkan pemerintahan yang bermusuhan dengan Uni Sovyet. Tragedi tersebut menyakinkan para intelektual pada
kurun waktu itu bahwa upaya pencegahan harus digalakkan.
Reaksi Amerika Serikat ternyata
berlebihan, hal ini mulai nampak pada Mei 1945, sebelum diselenggarakanya
konfrensi Postdam, Truman mengusulkan bahwa semua bantuan kke Uni Sovyet harus
dihentikan. Pada Oktober Truman menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan
pernah mengakui sebuah pemerintahan jika pemerintahan tersebut didirikan secara
paksa dan mengabaikan aspirasi politik rakyatnya. Maret 1946, mantan PM Inggris,
Churchill juga menyatakan pada rakyat Amerika bahwa “Tirai Besi” telah digelar
diseluruh daratan Eropa dengan membagi Jerman dan Eropa dalam dua kubu yang
berlawanan. Sikap saling mencela ini akhirnya menjadi bagian dari kehidupan
politik Amerika, Amerika sendiri merespon hal tersebut dengan melakukan
mobilisasi di berbagai bidang. Hal
ini semakin memanas saat agen-agen rahasia Sstalin menyatakan “ perjuangan
ideologi melawan imperialisme Kapitalis”. Partai Komunis Besar dengan agresif
mnentang pemerintahan mereka melalui cara-cara kekerasan dan pemogokan. Uni
Sovyet juga melakukan tekanan pada Iran dan Turki yang pro dengan Amerika.
Perang Sipil yang didukung oleh Amerika Serikat juga terjadi di Yunani dan
Cina.4
Untuk
menaggapi Uni Sovyet, Amerika Serikat melakukan politik Containing atau
pengepungan terhadap komunisme di kawasan yang sudah dikuasai oleh Tentr Merah
melalui Doktrin Truman. Truman meminta Amerika Serikat untuk mengirim bantuan
militer ke Yunani dan Turki, agar negara-negara barat tidak jatuh ke tangan
komunis, Amerika juga menawarkan bantuan melalui Marshall Plan. Marshall Plan akhirnya mendapat
penolakan dari Stalin, sebagai reaksi dari itu Stalin membentuk sistem
Pemerintahan Sovyet, satu partai diktator komunis. Pendudukan Cekoslovakia pada
Februari 1948, merupakan jawaban Uni Sovyet atas Amerika Serikat. Pendudukan
tersebut menimbulkan kecemasan terhadap berkembangnya komunisme di Eropa yang
dimulai dari Eropa Timur dan Jerman. Ketika Stalin memblokade semua lalu lintas
dari zone pendudukan barat di Jerman ke Berlin Barat, sekutu meresponya dengan
melakukan “Jembatan Udara”, yang terbang ke Brlin Barat selama 324 hari yang
mengangkut bahan makanan ke Berlin sebagai bentuk dari politik Containing.
Pada 4
April 1949, Amerika Serikat berhasil membujuk negara-negara Eropa untuk
menandatangani pakta pertahanan yang dikenal
dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Segera setelah itu pada 1955,
Uni Sovyet juga mengikat negara-negara satelitnya di Eropa Timur dalam Pakta
Warsawa. Seandainya NATO hanyalah aliansi penyeimbang,
organisasi ini pasti sudah tak berfungsi. Fungsi NATO yang lebih luaslah yang
mengikat bersama Negara-negara demokrasi dan memperkuat komunitas politik
Hal ini lah
yang menjelaskan ketahanannya yang mengaggumkan. Sifat demokrasi Amerika
Serikat dan mitranya mempermudah dibentuknya hubungan antar Negara. Sifat terbuka dan terdesentralisasi dari
lembaga-lembaga domestic mendorong hubungan timbal-balik politik diseluruh
dunia. Dengan demikian, tatanan demokrasi liberal tidak hanya didefinisikan
oleh seperangkat lembaga dan perjanjian, tapi memang dibuat untuk jenis
perpolitikan tertentu seperti, transnasional, pluralistic timbal-balik, dan
sah.5
Selama
perang dingin, debat tentang pertahanan antipeluru kendali berkisar pada apakah
hal ini layak secara teknologi atau efektif secara biaya, serta apakah hal ini
mengancam Uni Soviet dan menyulut perlombaan senjata tanpa henti antara senjata
ofensif dan defensive. Seseorang tak perlu berkeras mengajukan inisiatif
pertahanan strategis untuk melihat bahwa relevansinya terhadap ancaman SPM
sangat kecil.
Pada
tahap-tahap akhir perang dingin sulit untuk membuat orang tertarik dengan
pertahanan sipil untuk menghadapi serangan habis-habisan Uni Soviet yang bias meledakkan
ribuan senjata nuklir berkekuatan tinggi dipusat-pusat populasi Amerika
Serikat. Bagi banyak orang, nyawa yang berhasil diselamatkan tampaknya kurang
penting dibandingkan jutaan orang mungkin akan kehilangan nyawa. Namun, nilai
pertahanan sipil akan lebih mudah terlihat dalam konteks serangan yang lebih
terbatas, seperti serangan senjata ringan yang berdampak kecil. Negara yang
terkena serangan ringan malah bisa meningkatkan perlingungan atau pemulihan
dari dampak senjata biologi, nuklir, atau kimia. Misalnya dengan menyimpan atau
membagikan masker pelindungan dan pemulihan, peralatan dan latihan untuk
membagikan masker pelindung, peralatan dan latihan untuk dekonyaminasi, program
untuk vaksinasi missal dan perawatan darurat dengan antibiotic, perencanaan
yang lebih dalam dan lebih luas mengenai prosedur reaksi darurat, dan
pendidikan public mengenai tindakan mencari perlindungan secepat mungkin dan
tindakan darurat untuk mengurangi kerentanan setiap orang.
KESIMPULAN
liberalisme berpendapat bahwa
sifat manusia pada dasarnya adalah
baik dan bahwa kebaikan bawaan membuat kemajuan
sosial mungkin. perilaku
manusia yang jahat atau tidak
dapat diterima, seperti perang, adalah,
menurut liberal, produk
dari lembaga-lembaga sosial yang
tidak memadai atau rusak dan
kesalahpahaman di antara para pemimpin. Liberalisme
dari kebebasan untuk otoritas yang sewenang-wenang, sering disebut kebebasan
negatif yang meliputi kebebasan hati nurani, pers yang bebas dan kebebasan
berbicara, kesetaraan di bawah hukum dan hak untuk menahan, dan oleh karena itu
untuk bertukar, properti tanpa rasa takut atau sewenang-wenang. liberalisme
juga menyerukan hak-hak yang diperlukan untuk melindungi dan mempromosikan
kapasitas dan kesempatan dalam pendidikan dan hak-hak ekonomi seperti perawatan
kesehatan dan pekerjaan, yang diperlukan untuk efektif ekspresi diri dan
partisipasi dengan demikian antara hak liberal
Perspektif
liberalis dalam hubungan internasional yaitu mendorong negara
yang berlatih menuju
perdamaian dengan beberapa negara.
liberalisme melakukan tugasnya melalui ideologi liberal
memegang dan lembaga pemerintahan
yang mereka dirikan
Konflik
Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi karena adanya persaingan. Persaingan
keduanya terjadi di berbagai bidang, yaitu koalisi militer, ideologi,
psikologi, industri, perkembangan teknologi, pertahanan, perlombaan Nuklir,
persenjataan dan masih banyak lagi. Namun
Amerika Serikat ingin menyelesaikan konflik tersebut dengan cara damai dan
bekerjasama dibidang ekonomi dan politik. Meskipun Amerika bersifat liberalis,
namun tidak dengan Uni Soviet. Uni Soviet malah bertindak realis yaitu ingin
menyelesaikan konflik tersebut dengan cara peperangan.
9
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Francis Fukuyama, George W. Bush, 2001.
Amerika dan Dunia, Jakarta. Yayasan
Obor Indonesia
Owen IV M.John, 1997. Liberal Peace Liberal War (American Politics and International
Security) , London, Cornell University Press.
Masoed Mohtar, 1990. Ilmu Hubungan
Internasional, Jakarta, LP3ES.
W. Michael Doyle, 1997. Ways of War and Peace ( Realism, Liberalism, and Socialism), New York, W.W.
Norton & Company ..
INTERNET
http://.gavilan.edu
`10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar